Sebelas 00
11.00 siang lagi Aku terbangun.
Tanpa mimpi indah kecuali membayankan potongan-potongan keindahan. Seperti biasa,
ada hati yang bergejolak tatkala tahu bahwa diri ini ternyata tidak dapat
melakukan sesuatu tepat setelah mata terbuka melihat dunia. Gejolak itu
bergemuruh selalu dalam kurun waktu yang tidak disangka-sangka dan berjalan
begitu saja semenjak kesadaran ini mulai ingin memahami kehidupan.
Ah!!! Masa bisa fikiran ini
melayang-layang seperti kapas yang terhembus oleh badai angin.
Ah!!! Masa sepanjang waktu kau
berada di sini ternyata hanya sebuah karangan cerita tanpa arti.
Kemana saja kau saat ini. kemanakah
kata-kata dan ide logika hasil bacaan kau selama menjadi mahasiswa. aku tidak
yakin itu melebur begitu saja. Dia tidak terlebur kecuali meleleh dalam ketidakpahamanmu.
Kau tidak paham menyarikan berbagai pandangan kehidupan dan perjalanan sejaraH
orang-orang besar, kecuali hanya dalam ucapan. Tidak dalam sebuah tulisan.
Kau lemah.
Tidak dapat mendisiplinkan
kehidupanmu sendiri. Disiplin artinya, tahu dirimu sendiri dan bertindak
berdasarkan kehadiran jiwamu yang sadar. Karena dia yang tahu keadaaan dan
identitas dirImu yang sebennarnya.
Oh,,,,betapa malangnya dirimu
yang tidak mengetahui jiwamu sendiri.\
Ini baru berjalan selama tiga
hari dan kamu belum mau bekerja ekstra. Coba bayangkan jika kamu tidak menjadi
apa-apa di masa yang akan datang. Bayangkan kau ah,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,dengan
kegagalan dan ketidakpastian masa depan.
Kau harus meneguhkan jiwa dan
fikiran dan menambah wawasan keilmuan. Selalu kerja keras dan berlari satu mil
lebih jauh dari orang biasa. Lebihkan jangkauan dan percaya diri bahwa semua
manusia memiliki potensi yang sama. Kita, manusia, anak Adam, homo sapiens
dapat melakukan hal apa saja, asal tidak bertentangan dengan kebenaran dan
suara hati dan jiwa kemanusiaan.
Jakarta, 8 Desember 2010.
0 komentar:
Posting Komentar