Jumat, 09 November 2012

10 Menit Dalam Satu Ketukan


10 Menit Dalam Satu Ketukan


Tidak akan muncul seorang Gonawan Muhammad dalam ranah penulisan di Indonesia, jika awalnya dia tidak menghargai 10 menit dalam hidupnya. Pramoedya menghargai waktu paginya dengan membakar sampah dan membiarkan alam pikirnya terbawa pada asap-asap sambap yang membumbung pergi ke udara dan terhirup paru-paru. Walaupun dalam perlarian, Tan Malaka masih menyisihkan waktunya untuk menuliskan risalah-risalahnya dalam persembunyian.

Begitulah para penulis Indonesia menghargai waktu 10 menit mereka untuk memulai menulis. Aku mendapatkan gagasan baru tentang penulisan bebas setelah kemarin, berbincang dengan para wartawan dari Jakarta Post. Mereka memberikan pelajaran tentang menyisihkan waktu dalam sehari untuk 10 menit menulis. Aku pikir, 10 menit bukanlah waktu lama, seumur dengan satu batang rokok yang setiap hari ku hisap.

Bayangkan, jika setiap hari aku menghabiskan 18 batang rokok, itu artinya ada 180 menit atau kurang lebih 3 jam menulis. Jika dalam 10 menit pertama aku dapat menuliskan sebuah pemikiran bebas sepanjang setengah halaman, maka dalam 180 menit aku dapat menuliskan sekitar 18 halaman.

Waw!!! Menulis sekitar dalam 18 halaman, bukanlah perkara gampang. Seorang Goenawan Muhammad, dia menulis dalam 3 lembar catatan pinggir dalam seminggu. Artinya, siapa saja dapat menjadi atau melebihi tulisan catatan pinggir GM jika dia dapat memberikan waktu bagi tanganya untuk bergerak. Hanya 10 menit dalam sehari.
Menulis memang butuh latihan, kita dianjurkan untuk terus melatihnya dan mengharmoniskan antara berfikir dan berhayal. Ini, merupakan penulisan bebasku yang bertama, dan aku yakin, akan kuteruskan pada tulisan-tulisan selanjutnya.

Jakarta, 4 desember 2010.
   

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Pages

 
;