Hari ini
Hari ini begitu lelah menyenangkan. Aku merasa begitu bermanfaat karena dapat mengerjakan sesuatu
yang aku senangi. Walaupun awalnya begitu terasa sulit, aku tercerahkan dengan
kesabaran dan ketelitian. Filosofi kesabaran ternyata memiliki kekuatan yang
dapat memberikan manusia kemampuan lebih.
Begini, ketika aku merasa sulit
untuk melakukan pekerjaan, ternyata dengan sedikit dan terus-menerus,
aku melakukan sesuatu yang tadinya aku angap tidak mampu mengerjakan.
Ternyata, kenapa tuhan menyukai
yang sederhana? Aku baru mengetahuinya dari filosofi kesabaran. Tuhan tidak
menghendaki manusianya untuk menyerahkan kemanusiaannya secara keseluruhan. Dia
masih mempunyai tanggung jawab terhadap sesamanya. Ibadah lah dengan sedikit demi sedikit tapi secara konstan. Tuhan lebih menyukai yang sedikit tapi
ikhlas dan istiqomah.
Ah!!! Tuhan, jangan baca
tulisanku ini. aku hanya melantur dan hendak membiarkan kelelahan jariku
menekan tombol keyboard ini. aku seharian dalam kamar yang seperti tempat kerja
bagiku. Bagaimana tidak!!! Kawan-kawan seperjuanganku telah pada mendapatkan
pekerjaan. Sedangkan aku!!! Hanya bekerja di depan komputer lama ini.
Oh Tuhan,,, tapi tidak apa.
Setidaknya aku banyak mempelajari dari kesendirian ini segala sesuatu yang
membuat aku semakin memahami bahwa kehidupan tidak mudah.
Kehidupan yang dijalani sekarang,
menunjukan bahwa bisa saja engkau akan seperti ini di hari esok. Secara
prinsip, jika suatu saat kau mendapatkan kesempatan kerja atau melakukan
sesuatu berdasarkan ingin mendapatkan upah, kau harus mengerjakannya dengan
kesenangan dan keindahan. Menikmatinya serasa kau ada di dalamnya dan satu sama
lain memberikan keuntungan dalam keselarasan.
Ah,,,!!! Lagi-lagi jari ini
selalu melampaui kemampuan wajarnya.
Justru itu. Aku sendiri tidak
tahu dan sebetulnya tidak ingin tangan ini menjentikan dan menekan tombol tuts
pada keyboard. Ini hanya sekedar melatih kemampuan mencari dan menelusuri isi
bayangan dalam kepala. Menyelaraskannya dalam kemampuan menulis adalah bukan
perkara mudah. Tapi aku suatu saat nanti pasti dapat menyelaraskannya. Ah,,,
Tuhan. Jika kau tuli, Engkau pasti Tuhan bagi mereka yang tuli. Tuhan jangan
membuat aku tuli untuk mendengarkan kebenaran. Dan bukakan pendengaranku pada
kebenaran yang seutuhnya. Amin.
Kuakhiri jemariku, karena sengaja
aku tak ingin memanjakanya. Esok hari, lusa, atau kapan pun aku dapat
menuliskan berlibu lembar rangkaian kata. Nanti,,,
0 komentar:
Posting Komentar