Jumat, 09 November 2012

Mahasiswa Copy-Paste


Mahasiswa Copy-Paste
Pythagoras berkata kepada muridnya yang malas belajar,
“Wahai anak muda, jika engkau tidak sanggup menahan lelahnya belajar, engkau harus menanggung pahitnya kebodohan.”
Sekitar 3 bulan lalu dunia akademisi di Indonesia dikagetkan dengan banyak kasus plagiasi dilakukan oleh guru besar yang mengakui karya orang lain sebagai hasil tulisannya sendiri. Menjiplak secara utuh dari jurnal internasional hanya untuk mendapatkan sertifikasi demi kenaikan pangkat dengan mengorbankan nilai moral pendidikan.
Sebagai mahasiswa pembelajar dan peduli pada kemajuan pendidikan Indonesia, yang terjadi di beberapa kota besar tersebut, adalah noda dan dosa yang tidak dapat diampuni dalam dunia pendidikan. Dan sebagai mahasiwa yang mengemban amanat kenabian (agent of social change), mari kita refleksikan diri selama dan sebagai mahasiswa sampai saat ini, sudahkan kita bersih dari kegiatan plagiasi.
Plagiasi atau penjiplakan jika ditinjau secara hukum tertuang pada UU nomor 29 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan medefinisikan term plagiat sebagai pengambilan atau pencuplikan karya/pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah karya/pendapat sendiri. Modus dari plagiasi ini dengan mengutip karya/pendapat orang lain tanpa menyebut sumbermya, atau menjiplak sebagian atau semua karya/pendapat orang lain dengan objek antara lain tesis, disertasi, makalah, skripsi dan karya ilmiah.(Kompas, 19/02/2010).
Nah, untuk civitas akedemika UIN-Jakarta, hemat subjektif penulis paling tidak sebagian besar dari kita pernah melakukan plagiasi. Jika ingin jujur, dan kita tidak perlu melakukan penelitian untuk berapakan presentasi mahasiswa UIN yang pernah melakukan plagiasi. Sadar atau tidak, karena sistem informasi sudah sangat modern, kita diberikan banyak informasi tersedia di internet dan membuat mahasiswa nyaman untuk ber-copypaste-ria jika ada tugas makalah, paper, atau skripsi. Atau, jika sulit menemukan data di internet, para plagiator menjiplak ide-ide tanpa memberikan sumber kutipannya dari sumber buku kutipan.
Percaya atau tidak, jika plagiasi menjadi kebiasaan, ini menunjukan bahwa pendidikan bukan lagi tempat untuk menjadikan manusia mahluk yang bermoral. Pendidikan bukan lagi tempat manusia belajar kejujuran dan kearifan dari hasil akumulasi nilai-nilai yang didapat ketika mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Sebagaimana amanat pendidikan yang sesungguhnya, mahasiswa bukan kuliah untuk mencari nilai, tapi mahasiswa diajarkan dalam kampus dalam proses pembentukan karakter, kejujuran, kebajikan dan tentu sebagai pengemban amanat kenabian dalam masyarakat (agent of social change).
Jika nilai-nilai kebajikan di atas sudah tidak ada di dalam institusi pendidikan, dan ketidakjujuran sudah dilakukan tidak hanya sekedar mahasiswa tapi oleh dosen atau guru besar, institusi pendidikan sudah teralihkan fungsinya menjadi pabrik. Pada kondisi ini, mahasiswa dan pengajar berlomba untuk menciptakan nilai prestasi dengan segala cara. Karena yang penting adalah bukan kualitas pembentukan jiwa individunya, tapi bagaimana “dia” bisa mencitrakan sebagai produk (mahasiswa) yang berkualitas dengan melakukan kecurangan-kecurangan dalam bentuk plagiasi dan manifulasi.
Menyontek, menjiplak, potong ide sana-sini. Jika sudah menjadi kebiasaan di antara mahasiswa demi mencari nilai--jangan heran--menurut penulis, praktek pendidikan seperti ini tidak akan menciptakan kualitas mahasiswa yang bisa melahirkan revolusi dalam pendidikan Indonesia. Mentalitas demikian, adalah mentalitas mahasiswa yang menerabas demi hasil padahal dengan cara cemar dan memalukan (Koentjaraningrat, 1986, lihat Kompas, 19/02/2010). Mentalitas ini harus dirubah. Institusi pendidikan harus bisa melahirkan mahasiswa yang berkulitas, jujur serta paham akan hakikat sesunguhnya dari pengertian pembelajar. Juga harus bisa menanamkan bahwa plagiasi adalah dosa besar dalam proses pembelajaran dan haram hukumnya bagi mahasiwa yang melakukan plagiasi.

Bahtiar Rifai
April 2010


    

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Pages

 
;